Kamis, 04 September 2014

Proses Morfofonemik

Proses morfofonemik

Morfonemik (disebut juga morfonologi atau morfofonologi) ialah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi maupun proses komposisi
 
Umpamanya, dalam proses pengimbuhan sufiks-an pada dasar hari akan muncul bunyi [y], yang dalam ortografi tidak dituliskan tetapi dalam ucapan dituliskan (Chaer, 2008).
Dalam bahasa Indonesia, peristiwa bergabungnya morfem satu dengan yang lainnya membentuk satu kata sering diikuti dengan perubahan-perubahan fonem.
Perubahan itu bisa perubahan fonem ke fonem lain, penambahan fonem, dan penghilangan fonem. Perubahan-perubahan fonem yang mengikuti peristiwa pembentukan kata dalam ilmu bahasa disebut proses morfofonemis (Muslich, 2008).

Beberapa Jenis Perubahan Fonem Dalam bahasa Indonesia (Chaer, 2008)

1.  Pemunculan fonem, yakni munculnya fonem (bunyi) dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada.
me + baca  --->  membaca
Contoh lain, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu dalam proses pengimbuhan sufiks –an pada dasar hari akan muncul bunyi semi vokal [y]
hari + an   ---> hariyan.

2.  Pelesapan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks ber– pada dasar renang, maka bunyi [r] yang ada pada prefiks ber– dilesapkan. Juga, dalam proses pengimbuhan “akhiran” wan pada sejarah, maka fonem /h/ pada dasar sejarah itu dilesapkan. Contoh lain, dalam proses pengimbuhan “akhiran” –nda pada dasar anak, maka fonem /k/ pada dasar itu menjadi lesap atau dihilangkan. Perhatikan!
ber + renang ---->   berenang
sejarah + wan---->  sejarawan
anak + nda---->  ananda


Dalam beberapa tahun terakhir ada juga gejala pelesapan salah satu fonem yang sama yang terdapat pada akhir kata dan awal kata yang mengalami proses komposisi. Misalnya.
Pasar + raya  ---->    pasaraya
Kereta + api  ---->  keretapi
Ko + operasi  ---->  koperasi   


3.  Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks me– pada dasar sikat, maka fonem /s/ pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan fonem nasal /ny/ yang ada pada prefiks pe-. Perhatikan!
me- + sikat  ----->    menyikat
pe- + sikat    ----->  penyikat
Peluluhan fonem ini tampaknya hanya terjadi pada proses pengimbuhan prefiks me- dan prefiks pe- pada bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan /s/ lainnya tidak ada.

4.  Perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi, dimana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/. Perhatikan!
ber + ajar  ---->   belajar
Contoh lain, dalam proses pengimbuhan prefiks ter- pada dasar anjur terjadi perubahan fonem, fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/. Perhatikan.
ter + anjur   ----->  telanjur
Proses perubahan fonem, memang jarang terjadi, namun, dalam bahasa Jawa dan bahasa Betawi ada juga terjadi.
Jawa  : opo + ne  ---->  apane
Betawi   : ape + an   ----->  apaan


5.  Pergeseran fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya. Umpamanya, dalam pengimbuhan sufiks –i pada dasar lompat, terjadi pergeseran dimana fonem /t/ yang semula berada pada suku kata pat menjadi berada pada suku kata ti. Simaklah.
Lompat + i   ----> me.lom.pati
Demikian juga dalam pengimbuhan sufiks –an pada dasar jawab. Disini fonem /b/ yang semula berada pada suku kata wab berpindah menjadi berada pada suku kata ban. Simaklah.
ja.wab + an   ---->    ja.wa.ban
ma.kan + an  ---->  ma.ka.nan
mi.num + an   ---->   mi.nu.man
Proses Perubahan Fonem

Kaidah Perubahan Fonem dalam Proses Morfofonemis Bahasa Indonesia.
Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-] akan berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/, /b/dan /f/. Misalnya:
meN-           +    pikir         memikir
meN-           +    batik         membatik
meN-kan     +    fungsi       memfungsikan
peN-            +    potong    pemotong
peN-            +    bakar         pembakar
peN-            +    fitnah        pemfitnah


catatan:
bentuk dassar yang berrawal dengan fonem /p/, apabila mengikuti morfem afiks [meN-} dan {peN-}, fonem tersebut luluh.
Sebaliknya, bentuk dasar yang berawal dengan fonem /b/ dan /f/, apabila mengikuti morfem afiks {meN-} dan {peN-}, fonem tersebut tidak luluh.


Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/, /d/, dan /s/, fonem /s/ yang dimaksud di sini  hanya yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa keasingannya. Misalnya di bawah ini.
meN-  +  tolak    menolak
meN-  +  dengar    mendengar
meN-   +  suplai    mensuplai
peN-  +  tolak    penolak
peN-  +  dengar    pendengar
peN-  +  suplai    pensuplai
pen-  +  sinyalir    pensinyalir


catatan:
bentuk dasar yang berawal dengan fonem /t/, apabila mengikuti morfem afiks {meN-} dan {peN-} fonem tersebut luluh; tetapi, apabila berawal dengan fonem /d/ dan fonem /s/ (yang berasal dari bentuk asing dan masih terasa keasingannya, fonem tersebut tidak luluh).
Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/,/s/,/c/ dan /j/. Misalnya :
meN-  +  sabit      menyabit/meňabit/
men-i  +  syukur      mensyukuri/meňsukuri/
meN-kan  +  syarat    →mensyaratkan/meňŝyaratkan/
peN-  +  cetak    mencetak/meňcetak/
meN-  +  jual    menjual/meňjual/
peN-  +  sulap    penyullap/peňulap/


catatan:
bentuk dasar dari awal dengan fonem /s/, apabila mengikuti morfem afiks {meN-} dan {peN-} fonem tersebut luluh. Tetapi apabila berawal dengan fonem /s/,/c/ dan /j/, fonem tersebut tidak luluh.
Demi kepraktisan fonem /n/ di muka bentuk dasar yang berawal dengan fonem /s/, /c/ dan /j/ cukup ditulis dengan n.


Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjdi /0/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/, /g/, /x/, /h/ dan vokal. Misalkan: 
meN-  +  kali    mengali
meN-  +  goreng      menggoreng
meN-  +   khitan      mengkhitaan/mǝηχitan/
meN-  +  kkhayal    menghayal/ mǝηχayal
meN-  +  hukum    menghukum
meN-  +  angkat      mengangkat
meN-  +  ikat    mengikat
meN-  +  ukur    mengukur
meN-  +  ejek    mengejek


meN-  +  omel    mengomel
peN-  +  kali    pengali
peN-  +  goreng    penggoreng
peN-  +  khayal    pengkhayal/pǝηχayal/
peN-  +  hisap    penghisap
peN-  +  angkut    pengangkut
peN-  +  ikat    pengikat
peN-  +  ukur    pengukur
peN-  +  emban    pengemban
peN-  +  obral    pengobral
catatan:
bentuk dasar yang berawal dengan fonem /k/ apabila mengikuti morfem afiks {meN-} dan {peN-}, fonem tersebut luluh.
Tetapi ababila berawal dengan fonem /g/, /x/ (bisa ditulis kh), /h/, dan /vokal/, fonem tersebut tidak luluh.


Fonem /r/ pada morfem afiks {ber-} dan {per-} akan berubah menjadi /I/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berupa morfeem ajar. Misalnya dapat dilihat dalam contoh di bawah ini:
 
ber-  +  ajar    belajar
per-  +  ajar    pelajar


Fonem /?/ (hamzah) yang menduduki posisi akhir pada bentuk dasar akan berubah menjadi /k/ apabila diikuti atau bergabung dengan morfem afiks {peN-an}, {ke-an}, [per-an}, dan {-an}. Misalnya berikut:
peN-an  +  kutuk/kutu?/  → pengutukan/pǝηutukan/
peN-an  +  tolak/tola?/  →penolakan/pǝnolakan/
ke-an  +  duduk/dudu?/  →kedudukan/kǝdudukan/
ke-an  +  elok/elo?/  →keelo kan/kǝelokan/
per-an  +  budak/buda?/  → perbudakan/pǝrbudakan/
-an  +  kutuk/kutu?/  →kutukan/kutukan/
-an  +  petik/peti?/  →Petikan/pǝtikan/

Kaidah Penambahan Fonem dalam Proses Morfofonemis

Apabila morfem afiks {me-N} dan {peN-} diikuti bentuk dasar yang bersuku satu, di antaranya terjadi penambahan fonem /ǝ/ ssehingga {meN-} menjadi menge-,dan {peN-} menjadi penge. Misalnya berikut:
meN  +  las    mengelas
meN-  +  tik    mengetik
meN-  +  bom    mengebom
peN-  +  cat    mengecat
peN-  +  tik    pengetik
peN-  +  las    pengelas


catatan:
pada contoh di atas, di samping terjadi penambahan juga terjadi perubahan, yaitu dari fonem /N/ menjadi /η/. Harap diingat bahwa di samping kata-kata tersebut, dipakai juga bentuk yang dianggap tidak baku, misalnya membom, pencat, pembom,


Apabila morfem afiks {peN-an}, {ke-an}, {per-an}, dan {an-} bertemu dengan bentuk dasar yang (1) berakhir dengan vokal /a/, akan terjadi penambahan /?/, (2) berakhir dengan vokal /u/,/o/, dan /au/ akan terjadi penambahan /y/. Misalnya berikut:
peN-an  +  periksa      pemeriksaan/pǝmǝriksa?an/
ke-an  +  sengaja    kesengajaan/kǝsǝηaja?an
per-an  +  coba    percibaan/pǝrcoba?an/
-an  +  siksa    siksaan/siksa?an
peN-an  +  buku    pembukuan/pǝmbukuan
ke-an  +  piulau    kepulauan/kǝpulawan/
per-an  +  sekutu    persekutuan/ pǝrsǝkutwan/
an-  +  satu    satuan/satuwan/
ke-an  +  lestari    kelestarian/kǝlǝstariyan/
per-an  +  judi    perjudian/pǝrjudiyan/
-an  +  cuci    cucian/cuciyan/

Kaidah Penghilangan Fonem dalam Proses Morfologis Bahasa Indonesia

Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan mengalami penghilangan apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l/,/r/,/y/,/w/, dan /nasal/.
meN-  +  larang    melarang
meN-  +  ramal    meramal
meN-  +  nyanyi    menyanyi
meN-  +  nikah    menikah
meN-  +  madu    memadu
peN-  +  lamar    pelamar
peN-  +  ramal    peramal
peN-  +  waris    pewaris
peN-  +  nyanyi    penyanyi
peN-  +  malu    pemalu


Fonem /r/ pada morfem afiks {ber-}, {ter-}, dan {per-} akan mengalami penghilangan apabila bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan fonem /r/.
Ber-    +  rambut    berambut (bukan ⃰ berrambut)
Ber-  +  ternak    beternak (bukan ⃰ berternak)
Ter-  +  rebut    terebut  (bukan ⃰ terrebut)
Per-  +  kerja    pekerja (bukan ⃰ perkerja)
Per-  +  renang    perenang (bukan ⃰ perrenang)


Fonem /k/,/p/,/t/, dan /s/ yang terdapat pada awal bentuk dasar yang bertemu dengan morfem afiks {meN-} dan {peN-}, fonem-fonem itu mengelami penghilangan. Kejadian ini tidak berlaku bagi bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa keasingannya. Misalnya:
meN-  +  kapur    mengapur
meN-  +  pikir    memikir
meN-  +  tolak    menolak
meN-  +  sirsm    menyiram
peN-  +  kejar    pengejar
peN-   +  pikir    pemikir
peN-  +  tulis    penulis
peN-  +  sadap    penyadap

Morfofonemik dalam pembentukan kata Bahasa Indonesia

Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia terutama terjadi dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi hampir tidak ada. Dalam proses reduplikasi dan hanya dalam prefiksasiber-, prefiksasi me-, prefiksasi pe-, prefiksasi per-, konfiksasi pe-an, konfiksasi per-an, dan sufiksasi –an.


 
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia:   Pendekatan Proses. Jakarta:Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia:   Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta :   Bumi Aksara.