Linguistik Umum : Jelajah Awal
•
Secara
populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tapat lagi, seperti dikatakan
Martinet (1987:19 dalam Chaer:2012:1) linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
•
Apakah linguistik itu?
•Linguistik = ilmu bahasa. Dari kata Latin lingua ‘bahasa’, dalam bahasa Inggris dan Prancis langage. Linguistics dalam B.Ing berkaitan dengan language. dalam bahasa Prancis linguistique berkaitan dengan langage. Dalam bahasa Indonesia ‘linguistik’ adalah nama bidang ilmu, dan kata sifatnya adalah ‘linguistics’ atau ‘linguistik’.
•
Kata linguistik (berpadanan dengan linguistics
dalam bahasa Inggris, linguistique dalam
bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda) diturunkan dari
kata bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa’. Bahasa Prancis mempunyai
dua istilah, yaitu langue dan langage dengan makna yang berbeda.
•
Apakah Langue, Langage dan Parole itu?
langue =Suatu bahasa tertentu, seperti bahasa Indonesia, bahasa Melayu, atau bahasa Arab. Sifatnya abstrak.
langage = Bahasa secara umum, seperti tampak dalam ungkapan ‘Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak’. Sifatnya paling abtrak.
parole = Bahasa dalam wujud yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. Wujud bahasa yang diucapkan anggota masyarakat dalam kegiatan sehari-hari.
•Bahasa-bahasa
di dunia
ini memiliki
banyak
perbedaan
dan juga
persamaannya.
Namun,
ada ciri-cirinya
yang universal, dan hal
itulah
yang diteliti
dalam
linguistik.
Oleh karena
itulah
linguistik
sering
dikatakan
bersifat
umum; dan
karena
itu pula
nama ilmu
ini, linguistik,
biasa
juga disebut
linguistik
umum.
Keilmiahan Linguistik. Setiap ilmu
termasuk juga ilmu linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan berikut:
•
Tahap spekulasi. Sesuatu dan cara mengambil
kesimpulan dilakukan dengan sikap spekulatif. Artinya, kesimpulan itu dibuat
tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris dan dilaksanakan tanpa menggunakan
prosedur-prosedur tertentu.
•
Tahap observasi dan klasifikasi. Para ahli
dibidang bahasa baru mengumpulkan dan menggolong-golongkan segala fakta bahasa
dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apa pun.
•
Tahap perumusan teori. Setiap disiplin ilmu
berusaha memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah-masalah itu berdasarkan data empiris yang dikumpulkan .
•
Disiplin linguistik dewasa ini sudah mengalami
ketiga tahap di atas. Artinya, disiplin linguistik itu sekarang ini sudah bisa
dikatakan merupakan kegiatan ilmiah. Linguistik sangat mementingkan data
empiris dalam melaksanakan penelitiannya. Kegiatan empiris biasanya bekerja
secara induktif dan deduktif dengan beruntun. Artinya, kegiatan itu dimulai
dengan mengumpulkan data empiris. Data empiris itu dianalisis dan
diklasifikasikan. Lalu ditarik suatu kesimpulan umum berdasarkan data empiris
itu.
•
Kesimpulan ini biasanya disebut kesimpulan
induktif. Kemudian kesimpulan ini ‘diuji’ lagi pada dua empiris yang diperluas.
Bila dengan data empiris baru ini
kesimpulan itu tetap berlaku, maka kesimpulan itu berarti semakin kuat kedudukannya.
Apabila data baru itu tidak cocok dengan kesimpulan itu, maka berarti
kesimpulan itu menjadi goyah kedudukannya. Jadi, perlu diwaspadai dan direvisi.
•
Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari
keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya. Karena
itu, linguistik sering juga disebut ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan
predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak pernah berhenti pada
satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyempurnakan kesimpulan
tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya. Linguistik
mendekati bahasa, yang menjadi objek kajiannya, bukan sebagai apa-apa melainkan
hanya sebagai bahasa.
•
Apa Objek Kajian Linguistik?
•
Objek linguistik adalah bahasa. Istilah ‘bahasa’
sering dipakai dalam arti kiasan, seperti dalam ungkapan bahasa tubuh, bahasa
alam, dan sebagainya. Itu tidak termasuk arti istilah ‘bahasa’ dalam ilmu linguistik. Ada juga istilah ‘bahasa’ dalam arti harafiah.
Arti itu ditemukan dalam ungkapan seperti ‘ilmu bahasa’, ‘bahasa Indonesia’, ‘bahasa Inggris’, ‘semestaan bahasa’ dan
sebagainya. Istilah kedua inilah bahasa
menjadi objek ilmu linguistik
Linguistik
sebagai ilmu pengetahuan spesifik.
•
Ada bermacam-macam ilmu pengetahuan, misalnya
ilmu pengetahuan hukum, ilmu pasti dan alam, ilmu psikologi dan lain-lain.
Dalam masing-masing ilmu tersebut, bahasa dapat menjadi objek penelitian. Misalnya,
seorang ahli ilmu alam dapat berspesialisasi dalam bidang bunyi (namanya
‘akustik’), dan menjadi (katakan saja) seoran ahli teknologi telekomunikasi. Ia
mengembangkan sebuah alat telepon yang lebih sempurna. Untuk itu, ia harus
meneliti bunyi bahasa, karena telepon adalah alat komunikasi ‘suara’. Akan
tetapi ahli seperti itu tidak mutlak harus menjadi ahli linguistik. Kalau
begitu, apa yang menjadi kekhususan ilmu linguistik? Ahli linguistik berurusan
dengan bahasa sebagai bahasa. Itulah ‘objek’nya. Yang menjadi kekhususan ilmu
linguistik adalah bahasa sebagai bahasa.
Subdisiplin
Linguistik (Baca Chaer, hlm 13-18)
•
Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa
tertentu dibedakan antara linguistik umum dan linguistik khusus. Linguistik
umum adalah linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum.
Linguistik khusus berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada
bahasa tertentu, seperti bahasa Indonesia atau bahasa Arab.
•
Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada masa tertentu atau bahasa
pada sepanjang masa dapat dibedakan
antara linguistik sinkronik dan linguistik diakronik. Linguistik sinkronik
mengkaji bahasa pada masa yang terbatas. Misalnya, mengkaji bahasa Indonesia
pada tahun dua puluhan. Biasa juga disebut linguistik deskriptif. Linguistik
diakronik berupaya mengkaji bahasa (bahasa-bahasa) pada masa yang tidak
terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya bahasa
tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah, seperti bahasa Sanskerta), atau
sampai zaman sekarang (kalau bahasa itu masih tetap hidup) seperti bahasa Arab.
•
Berdasarkan objek kajiannya, apakah struktur internal bahasa atau bahasa
itu dalam hubunganya dengan faktor-faktor diluar bahasa dibedakan adanya
linguistik mikro dan linguistik makro (mikrolinguistik dan makrolinguistik). Linguistik
mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau
struktur internal bahasa pada umunya. Misalnya, fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik dan leksikologi. Linguistik makro menyelidiki bahasa dalam kaitannya
dengan faktor-faktor di luar bahasa, lebih banyak membahas faktor luar
bahasanya itu daripada struktur internal bahasa. Seperti sosiolinguistik,
psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi,
dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolinguistik.
•
Berdasarkan tujuannya, apakah penyelidikan linguistik itu
semata-mata untuk merumuskan teori ataukah untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dibedakan linguistik
teoretis dam linguistik terapan. Linguistik teoretis berusaha mengadakan
penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa, atau juga terhadap hubungan
bahasa dengan faktor yang berada di luar bahasa untuk menemukan kaidah-kaidah
yang berlaku dalam objek kajiannya itu. Linguistik terapan berusaha mengadakan
penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa
untuk kepentingan memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat dalam masyarakat.
Misalnya penyusunan kamu, dll.
•
Berdasarkan aliran atau teori yang digunakan
dalam penyelidikan bahasa dikenal adanya linguistik tradisional, linguistik
struktural, linguistik transformasional, linguistik generatif semantik,
linguistik relasional, dan linguistik sistemik. (baca Bab 8)
Daftar Pustaka
• Chaer,
Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
•
Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
•
Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa:Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT.Gramedia